Ketupat Mini, Tradisi Baik Yang Patut Di Lestarikan
22 Mei 2021 10:27 WIB | dibaca 328
Surabaya- Antrian pembeli yang berjarak dan menggunakan masker dilayani oleh penjual cilik ketupat mini dengan penuh kesabaran dan sesuai yang diharapkan walaupun tak ada breafing di awal , Kamis 20/5/2021
Ketupat mini adalah tradisi turun temurun yang ada di kampung nelayan RW 02 Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak Kota Surabaya yang dilaksanakan sesudah lebaran idul Fitri tepatnya H plus lima hingga H plus tujuh
Sebuah tradisi entrepreneur "pasar-pasaran" yang melibatkan penjual dan pembeli dengan barter antara barang dan "akod" lisan sehingga bisa diartikan aneka kuliner yang disediakan oleh penjual bisa dinikmati dengan gratis oleh pembeli hanya dengan akod "aku tuku".
Pada kesempatan ini tim media Aisyiyah Surabaya berkesempatan mengikuti prosesi dibukanya stand jualan hingga proses jual belinya yang dilayani oleh penjual cilik kisaran usia dua hingga sebelas tahun.
Euforia keseruan dan kemeriahan berlebaran ketupat sangat terasa lezatnya ketika makanan yang sudah dipesan diberikan untuk segera dinikmati dalam porsi "mini" atau kecil sehingga tidak mengeyangkan dan bisa berpindah ke stand berikutnya dengan kuliner dan penjual yang berbeda
Sajian makanan khas olahan hasil laut seperti lodeh krepes, bakso udang , opor udang, kelo kuning , sop udang dan lain sebagai nya bersanding dengan jajanan pasar seperti Klanting, mie kelapa , mie warna dan menu wajibnya adalah ketupat dan lepet siap dipilih dengan stok terbatas.
Atik Suprapti anggota majelis pimpinan daerah Aisyiyah Surabaya menyatakan " kupat mini ini merupakan sebuah tradisi yang sangat rekomended untuk dilestarikan" ujarnya (Bunda Tri)